Mohammad Kemal Agusta
Direct Hydrazine Fuel Cell (DHFC) bekerja dengan mengoksidasi hidrazin (N2H4) di anoda dan mereduksi oksigen di katoda. Proses ini merupakan reaksi elektrokimia yang menghasilkan aliran arus listrik dengan buangan berupa Nitrogen dan air. Dikarenakan proses ini melibatkan anion hidroksida (OH-), maka reaksi berlangsung dalam kondisi basa sehingga penggunaan logam platinum yang mahal sebagai katalis dapat dihindari. Sebagai gantinya dapat digunakan logam lain yang lebih murah seperti Nikel. Hal ini merupakan keunggulan dari DHFC jika dibandingkan dengan Fuel-Cell konvensional yang berbahan bakar Hidrogen yang membutuhkan logam katalis Platinum yang mahal. Permasalahan pada pengembangan teknologi DHFC lebih lanjut lagi adalah belum diketahui secara detailnya mekanisme reaksi oksidasi hydrazine di anoda. Reaksi ini melibatkan ko-adsorpsi Hidrazin dan Hidroksida di permukaan katalis logam. Untuk merancang katalis yang lebih baik lagi, maka mutlak diperlukan pengetahuan rinci mengenai mekanisme reaksi antara hidrazine dan hidroksida yang difasilitasi oleh permukaan katalis. Dalam penelitian ini akan dilakukan penyelidikan berbasis komputasi ab initio terhadap koadsorpsi hidrazin dan hidroksida di permukaan logam Nikel (Ni). Pertimbangan memilih Nikel karena beberapa studi awal menunjukkan performa katalitik yang baik dari Ni untuk oksidasi hidrazine. Meskipun demikian, penggunaan katalis Ni masih menyimpan masalah terutama terkait dengan selektifitas reaksi. Studi komputasi ab initio secara mendetail akan lebih banyak menyingkap fenomena di skala atom yang akan menjadi pengetahuan penting dalam merancang solusi untuk permasalahan selektifitas tersebut. Jejaring dengan Laboratorium Theoretical Material Science di Osaka University telah memiliki rekam jejak yang cukup panjang. Kesempatan untuk melakukan penelitian bersama akan sangat membantu dalam finalisasi serta publikasi penelitian ini.