Augie Widyotriatmo
Proses rehabilitasi yang intensif diyakini dapat mempercepat pemulihan pasien penderita stroke, operasi ortopedi, cedera saraf tulang belakang, cedera otak traumatik, serta pasien penderita multiple Sclerosis. Permasalahan terletak pada jumlah ahli fisioterapis yang terbatas sehingga terdapat keterbatasan waktu tatap muka antara pasien dan ahli fisioterapis. Hal ini dapat diatasi dengan robot rehabilitasi yang dapat membantu ahli fisioterapis menangani pasien rehabilitasi. Pasien rehabitlitasi mempunyai kebutuhan rehabilitasi yang berbeda-beda yang mana hal ini diketahui oleh para ahli fisioterapis. Para ahli fisioterapis mengetahui kondisi pasien, kekakuan dari sendi-sendi, dan kemampuan pasien serta dapat memberikan aksi yang diperlukan untuk proses rehabilitasi. Hal ini belum dimiliki robot rehabilitasi sehingga diperlukan suatu mekanisme dimana robot rehabilitasi tersebut mempunyai kemampuan untuk mengukur besaran fisis yang diperlukan oleh pasien rehabilitasi, serta besaran fisis aksi yang diberikan oleh ahli fisioterapis. Penelitian ini bermaksud untuk mencari parameter-parameter fisis untuk mengetahui kondisi pasien sesuai dengan pengetahuan ahli fisioterapis serta mengukur paramter-parameter fisis yang dari aksi yang diberikan oleh ahli terapis pada pasien rehabilitasi yang spesifik. Hal yang pertama dilakukan adalah mengklasifikasi kondisi pasien, menentukan parameter fisis, serta mengukur besaran fisis dari pasien dan aksi yang diberikan oleh ahli terapis kepada pasien. Penelitian ini akan melibatkan 3 instansi yaitu dari Institut Teknologi Bandung (ITB), the University of Melbourne (UoM) serta Royal Melbourne Hospital. ITB dan UoM telah mempunyai Memorandum of Understanding (MoU) yang valid sampai Oktober 2018 dan salah satu bentuk kerjasamanya adalah kolaborasi penelitian. Luaran penelitian yang diharapkan adalah adanya kerjasama penulisan karya ilmiah di jurnal internasional bersama antara ITB dan UoM.