Studi Paleontologi Batupasir Kuarsa Oligosen di Pulau Jawa: Studi Kasus Daerah Bayah dan Walat, Jawa Bagian Barat
Nama Peneliti (Ketua Tim)

Prof. Dr. Ir. Jahdi Zaim



Ringkasan Kegiatan

Kondisi geografis Pulau Jawa saat ini mencerminkan proses-proses geologi yang sebagian besar terjadi pada periode Neogen. Namun demikian, peristiwa-peristiwa geologi yang terjadi sebelum periode tersebut, secara khusus pada Pra-Tersier‒Paleogen, juga memegang peranan yang penting dalam evolusi geologi dan geografi Pulau Jawa. Pada Pra-Tersier‒Paleogen, terjadi peristiwa geologi dan perubahan kondisi geografi Pulau Jawa yang signifikan. Oleh sebab itu, penelitian batuan-batuan berumur Paleogen memiliki peranan yang penting dalam upaya merekonstruksi kondisi paleogeografi Pulau Jawa. Walaupun keberadaannya sangat penting, penyebaran singkapan-singkapan batuan berumur Paleogen di Pulau Jawa, khususnya Jawa bagian barat, sangat terbatas. Singkapan yang cukup tebal, lebih dari 700 m (Baumann, 1972), dari formasi batuan berumur Paleogen ini, ditemukan di beberapa lokasi seperti di daerah Bayah dan Gunung Walat. Singkapan batuan ini merupakan bagian dari Formasi Bayah yang terdiri dari batupasir kuarsa, batupasir konglomeratan dan batulempung, dengan sisipan batubara (Martodjojo, 1984). Disamping penyebaran singkapan batuan yang terbatas, penemuan dan analisa fosil-fosil fauna dan flora dari Formasi Bayah juga masih sangat sedikit. Oleh sebab itu, penambahan pengetahuan dan analisa baru, terutama dengan pendekatan-pendekatan paleontologi makro dan mikro, akan dilakukan dalam penelitian ini untuk merekonstruksi paleogeografi Paleogen di Jawa Bagian Barat. Hasil dari penelitian ini juga diharapkan dapat berkontribusi dalam pengembangan keilmuan yang terkait serta memberikan informasi terbaru mengenai flora dan fauna purba dari Formasi Bayah. Informasi ini kemudian dapat dijadikan sebagai titik korelasi dengan daerah-daerah lain yang berumur sama di Pulau Jawa, sehingga sejarah geologi dan paleogeografi Pulau Jawa dapat direkonstruksi secara lebih komprehensif.



Capaian

minimal satu publikasi di jurnal internasional terindeks Scimago kategori atau setara Q2, satu publikasi di jurnal internasional terindeks kategori atau setara Q3