David Prambudi Sahara
Indonesia memiliki potensi energi panas bumi sebesar 29.215 GWe, atau sekitar 40% dari sumber daya panas bumi dunia (Purnomo dkk., 2015). Namun, Indonesia baru bisa menggunakan 5% (1.439 GWe) dari total cadangan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mensuport program pemerintah Indonesia dalam meningkatkan produksi energi panas bumi di Indonesia melalui hydraulic stimulation. Konsep dari metode hydraulic stimulation baru diaplikasikan ini pada beberapa lapangan Enhanced Geothermal System (EGS) untuk meningkatkan porositas dan permeabilitas reservoir awal tahun 2000an, misalnya Calò dkk. (2014), Dorbath dkk. (2009), Gaucher dkk. (2015). Karena, proses hydraulic stimulation mengganggu in-situ stress dan kestabilan batuan dalam reservoir, sehingga studi geomekanika wajib dilakukan untuk bisa mengatur dengan baik strategi injeksi fluida (lokasi, injection rate dan volume) yang sesuai dengan kondisi reservoir. Sayangnya penelitian geomekanika, khususnya in-situ stress dan kekuatan batuan reservoir, di Indonesia sampai saat ini masih sedikit dan didominasi oleh peneliti asing, misalnya Mount dan Suppe (1992) dan Tingay dkk. (2010). Oleh karena itu, untuk meningkatkan kompetensi peneliti Indonesia dalam bidang geomekanika, maka kami mengusulkan penelitian geomekanik bidang pada kasus injeksi hydraulic stimulation di reservoar panas bumi dengan menggandeng mitra Luar Negeri yang berpengalaman pada bidang ini. Mitra riset Internasional kita adalah Department of Geothermal, Institute of Applied Geosciences, Karlsruhe Institut Teknologi (KIT). Prof. Thomas Kohl, sebagai kepala departemen Geotermal, adalah ahli dalam bidang hydraulic stimulation dengan pengalaman lebih dari 25 tahun. Dr. Emanuel Gaucher dan Dr. Eva Schill juga akan terlibat sebagai ahli dalam bidang mikroseismik. Selain itu, Prof. Kohl dan Dr. Schill adalah editor dari dua jurnal internasional bereputasi (Q1), sehingga akan membantu target penulisan publikasi pada jurnal internasional bereputasi. MoU baru antara KIT dan ITB sedang dirintis, draft MoU sudah ditanda tangan pihak KIT dan sedang diajukan untuk di tanda tangan Rektor ITB, dengan spesifik bidang adalah geothermal. Dr. David P. Sahara adalah dosen muda pada bidang geomekanik yang lulus Doktor pada Juni 2016 dari KIT dibawah bimbingan Prof. Kohl dengan pengalaman menulis 4 publikasi jurnal internasional Q1 bersama tim KIT dalam waktu tiga tahun terakhir Meller dkk. (2017), Sahara dkk. (2014), Sahara dkk. (2017) dan Schoenball dkk. (2014). Riset ini disuport oleh Prof. Sri Widiyantoro dan Dr. Andri Dian Nugraha sebagai ahli seismologi dan tomografi Indonesia. Serta dibantu oleh satu mahasiswa PMDSU dan satu mahasiswa S2 sebagai asisten yang menggunakan topik riset geomekanika ini sebagai thesis dan disertasi mereka. Mengingat ini akan menjadi penelitian pertama tentang geomekanika hydraulic stimulation pada reservoir geothermal Indonesia, diharapkan publikasi pada penelitian ini akan memiliki impact factor yang tinggi. Selain publikasi, selama di Jerman Dr. Sahara juga akan aktif berkolaborasi dengan tim KIT dalam penyusunan proposal riset jangka panjang antara ITB dan KIT di bidang Geothermal yang akan diajukan dengan dukungan dana dari Pemerintah Jerman. Hal ini disuport dengan hampir selesainya MoU antara PT PLN Persero dengan Pemerintah Jerman dan MoU antara PT PLN Persero dan ITB. Sehingga diharapkan penelitian ini bukan hanya akan menjadi transfer knowledge dan publikasi ilmiah, tapi juga sebagai inisiasi dari usulan riset yang lebih besar dan jangka panjang antara KIT-ITB dan industri panasbumi di Indonesia.