Ernawati Arifin Giri-Rachman
Hepatitis B merupakan masalah kesehatan utama di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Penyakit ini disebabkan oleh Hepatitis B Virus (HBV) yang sering menyebabkan penyakit hati kronis, sirosis dan kanker hati. Vaksinasi secara dramatis telah mengurangi penularan HBV. Namun, virus Hepatitis B dapat menjadi persisten dan menyebabkan penyakit atau kerusakan jaringan sehingga dalam jangka waktu yang lebih panjang dapat menjadi kronis dan menyebabkan kanker. Agar virus tersebut dapat dielimenasi dan sistem imun dapat dikontrol, vaksin terapi merupakan salah satu pendekatan efektif yang dapat digunakan. Oleh karena itu, pada penelitian ini dikembangkan vaksin terapi Hepatitis B dengan menggunakan antigen yang dapat menginduksi respons imun seluler, yang sangat penting untuk mencegah agar virus Hepatitis B tidak berkembang menjadi sirosis dan hepatoselular karsinoma. Selain itu, vaksin Hepatitis B yang saat ini tersedia merupakan vaksin rekombinan HBsAg (antigen permukaan dari HBV yang diproduksi di sel eukariotik) masih memiliki beberapa kekurangan, diantaranya yaitu membutuhkan pendinginan dan injeksi sebanyak 3 kali menggunakan jarum suntik. Jalur intranasal, sebagai alternatif sistem penghantaran antigen HBV sangat menguntungkan untuk dikembangkan karena dapat menginduksi respon imun mukosal sekaligus respon imun sistemik serta dapat mengurangi rasa ketidaknyamanan pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan kandidat vaksin terapi Hepatitis B melalui jalur intranasal dengan memanfaatkan P partikel Norovirus GII-4 sebagai sistem pengirimannya. P partikel (24 mer P particle) dapat digunakan sebagai vaksin subunit untuk melawan infeksi Norovirus karena dapat menginduksi respon imunitas bawaan, humoral dan seluler spesifik saat dilakukan vaksinasi melalui jalur intranasal. P partikel bersifat sangat imunogenik, sangat stabil dan mudah diproduksi pada sel prokariotik. P partikel dapat berfungsi sebagai adjuvant karena ukurannya yang cukup besar. P partikel memiliki struktur loop yang dapat disisipkan beberapa antigen patogen (baik antigen berukuran kecil atau antigen berukuran besar). Pada penelitian ini, akan diteliti manfaat P partikel sebagai platform presentasi antigen hepatitis B untuk pemberian vaksin melalui jalur intranasal. Penelitian sebelumnya telah berhasil mengisolasi gen pengkode P partikel Norovirus GII-4 dari rekombinan Virus Like Particle Norovirus Hu/GII.4 2006b/092895/2008/USA yang diperoleh dari Laboratorium Dr. Lijuan Yuan, Virginia Tech, US. Gen P domain Norovirus telah disisipkan pada plasmid pET 16b dan berhasil ditransformasikan pada sel E. coli BL21. Pada penelitian ini akan dilakukan ekspresi, purifikasi dan analisis struktur P partikel dan perancangan penyisipan antigen hepatitis B pada struktur loop P partikel. Secara in vitro, P partikel yang diekspresikan akan menghasilkan protein P domain yang merupakan salah satu bagian dari protein kapsid Norovirus. Selain itu, sebelumnya kami juga mengembangkan fusi protein permukaan (HBsAg) dan protein core (HBcAg) untuk pengembangan vaksin preventif dan terapi Hepatitis B. Analisis komputasi memungkinkan produksi P partikel mengekspos epitope HBsAg dan HbcAg dalam konformasi yang benar. Vaksin rekombinan ini diharapkan menjadi langkah awal untuk menggantikan penggunaan vaksin konvensional di masa depan. Manfaat tambahan yang diperoleh adalah vaksin HBV tersebut dapat sekaligus memberikan perlindungan terhadap GII.4 Norovirus gastroenteritis yang juga masalah kesehatan masyarakat utama di seluruh dunia. Hal ini menjadikan P partikel sebagai kandidat dual vaksin menjanjikan, yaitu sebagai vaksin terhadap virus Hepatitis B sekaligus terhadap Norovirus.