Edi Leksono
Sistem kelistrikan nasional pada saat ini dituntut handal dan juga efisien, dimana diperlunya manajemen energi baik disisi produksi dan konsumsi. Konsep implementasi manajemen energi tersebut disebut dengan konsep Smart-Grid. Smart-grid adalah salah satu bagian dari konsep Smart City yang merupakan jaringan listrik yang memungkinkan pengguna mengelola produksi dan konsumsi listrik secara terintegrasi dalam rangka memberikan pasokan energi listrik yang berkelanjutan, ekonomis dan handal. Langkah awal implementasi smartgrid adalah memanfaatkan smart meter untuk monitoring energi listrik pada sebuah bangunan atau peralatan yang akan menyimpan data kelistrikan akan secara terpusat dalam sebuah sistem informasi database. Konsep monitoring ini selanjutnya akan digabungkan dengan pengontrolan. Untuk mengaplikasikan konsep tersebut, telah dipilih beberapa perangkat yang dapat dimonitor dan dikontrol secara online. Pengembangan ini dilakukan dengan basis Iota tau Internet of Things. Dengan menggunakan konsep IoT, diharapkan pengguna dapat mengakses data yang diperlukan dengan jaringan internet. Sekumpulan perangkat monitoring dan controlling berbasis IoT ini disebut sebagai Energy System System. Salah satu perangkat yang termasuk didalamnya adalah air conditioner. Air conditioner sebagai salah satu perangkat HVAC memiliki peran lebih dari separuh konsumsi energi bangunan. Berhubungan dengan hal tersebut, justru penggunaan air conditioner terus meningkat di seluruh dunia disusul oleh penggunaan masyarakat terhadap air conditioner yang belum efektif. Menghadapi hal tersebut, konservasi energi dalam bangunan, pada sisi konsumsi, harus perlu ditingkatkan. Efisiensi penggunaan air conditioner bisa dilakukan dengan peningkatan kemudahan akses dan konektivitas, hal itu dilakukan dengan membuat sebuah pengendali tranmiter sinyal inframerah yang dapat menirukan sinyal asli yang terdapat dalam remote kontrol inframerah. Kemudian, efektivitas penggunaan air conditioner dapat ditingkatkan dengan adanya pemantauan kondisi termal ruangan. Dengan mengacu pada nilai ketiga parameter tersebut, pengguna dapat melakukan penyesuaian penggunaan air conditioner secara lebih efektif. Lebih dari itu, sistem dapat mengendalikan air conditioner secara otomatis dengan parameter input ketiga sensor tersebut. Untuk keperluan integrasi pengaturan pengontrol dan sistem secara mudah, maka dibutuhkan perangkat antarmuka yang mudah dibawa dan digunakan. Perangkat sistem ini akan berjalan secara online dengan cara terhubung melalui jaringan internet dalam gedung. Pengguna akan dapat menggunakan sistem ini kapan pun dan dimanapun bila terhubung dengan jaringan internet. Sistem ini memiliki fitur pengendalian air conditioner secara manual, otomatis, dan penjadwalan. Akuisisi data sensor akan disimpan di dalam database pada cloud server untuk kemudian diolah dan dijadikan parameter input bagi pengendalian air conditioner. Di dalam aplikasi antarmuka, pengguna akan dapat melakukan akses terhadap nilai temperature ruangan, pemilihan mode pengontrolan, pemilihan perintah pengendalian manual air conditioner, dan perintah akhir yang telah dikirimkan pengguna kepada unit air conditioner. Dalam proposal ini, kami mengajukan peningkatan Technology Readiness Level (TRL) dari purwarupa sistem monitoring energi listrik yang dikombinasikan dengan pengontrolan dari perangkat-perangkat rumah tangga yang dapat dikontrol dengan menggunakan gelombang inframerah seperti TV, Dispenser, Water Air Cooler dan DVD / Media Player. Dengan demikian, purwarupa yang telah dikembangkan dapat diuji lebih lanjut dan disiapkan untuk menjadi hasil inovasi yang siap diproduksi dan digunakan masyarakat luas.