Penentuan Kriteria Desain Optimum Ketersediaan Cahaya Alami dan Risiko Silau pada Ruang Kantor Tapak Terbuka
Nama Peneliti (Ketua Tim)

Rizki Armanto Mangkuto



Ringkasan Kegiatan

Pemanfaatan cahaya alami siang hari dalam bangunan telah lama diketahui sebagai sautu strategi efektif untuk menghemat konsumsi energi dari pencahayaan buatan. Dari perspektif kesehatan dan psiko-fisiologi, cahaya alami dan pemandangan yang terlihat dari suatu bukaan cahaya dapat membantu menciptakan dan menjaga kualitas lingkungan dalam ruang yang sehat dan nyaman bagi seluruh penghuninya. Dalam lingkungan kerja seperti bangunan kantor, ketersediaan cahaya alami dan pemandangan ke luar diharapkan juga dapat meningkatkan produktivitas dari para pekerja. Dengan demikian, penyediaan cahaya alami dalam bangunan kantor haruslah dilakukan dengan seimbang, sedemikian sehingga potensi penghematan energi dapat tercapai tanpa mengorbankan aspek kesehatan, kenyamanan, dan produktivitas dari para pekerja. Untuk itu, adalah penting untuk dapat mengevaluasi besaran-besaran objektif dan respon subjektif dari para pekerja di dalam lingkungan dalam ruang dengan cahaya alami, khususnya pada saat munculnya silau yang boleh jadi dapat menimbulkan ketidaknyamanan visual. Ketersediaan cahaya alami dan silau umumnya dikuantifikasi dengan sejumlah metrik atau indeks; meskipun demikian, konsensus atas metrik, indeks, serta kriteria yang berterima sampai saat ini sulit untuk dicapai, karena setiap besaran objektif yang terukur harus menunjukkan suatu korelasi yang signifikan dengan persepsi dari penghuni ruang. Penerapan kriteria untuk indeks silau haruslah juga mempertimbangkan berbagai perbedaan demografis serta preferensi kultural yang khas di masingmasing daerah atau negara. Untuk itu, penelitian ini bertujuan untuk membuat pedoman untuk mendesain lingkungan kerja dalam ruang yang sehat dan nyaman ditinjau dari perspektif ketersediaan cahaya alami dan risiko silau, dalam kasus sejumlah ruang kantor di Indonesia, khususnya ruang kantor tapak terbuka yang telah lazim ditemui dalam desain bangunan kantor di kota-kota besar. Untuk memperkaya basis data penelitian ini, kolaborasi akan dilakukan dengan KTH Stockholm untuk melakukan studi yang serupa di Swedia, sebagai data pembanding. Metode yang akan diterapkan pada penelitian ini adalah teknik citra high dynamic range (HDR) untuk penilaian silau, serta evaluasi pasca-okupansi (POE) untuk mengumpulkan data subjektif. Citra HDR kan diproses untuk menentukan metriks silau objektif pada berbagai situasi dengan cahaya alami di ruangruang kantor yang diamati; sedangkan POE akan digunakan sebagai alat monitor persepsi penghuni terhadap kondisi pencahayaan alami dalam ruang yang mereka tempati, serta apakah mereka mengalami ketidaknyamanan atau keluhan fisik akibat kondisi pencahayaan alami selama rentang waktu tertentu. Optimisasi dengan simulasi akan dilaksanakan dengan cara memvariasikan sejumlah parameter arsitektural untuk menentukan solusi optimum untuk menyeimbangkan ketersediaan cahaya alami dan risiko silau. Hasil yang diharapkan berupa korelasi antara berbagai variabel fisis dan indeks silau yang diekstrak dari citra HDR, dan respon subjektif penghuni; serta sekumpulan kriteria atau nilai ambang batas untuk kenyamanan visual dalam konteks ketersediaan cahaya alami dan risiko silau pada ruang kantor tapak terbuka.



Capaian