Pemodelan Rekahan Geologi Dengan Observasi Lapangan dan Pemetaan Dengan UAV (Drone): Fase II
Nama Peneliti (Ketua Tim)

Prof. Benyamin Sapiie



Ringkasan Kegiatan

Subkegiatan 1 DRONE akan memberikan dimensi baru dalam pemetaan dalam skala besar maupun skala kecil. Jarak tempuhnya yang lebar mampu menjangkau tempat-tempat yang sebelumnya tidak bisa dijangkau dengan mudah oleh manusia. Di sisi lain, dengan resolusi foto yang cukup tajam, pemetaan skala kecil dengan menggunakan DRONE dapat memberikan cakupan area dan tingkat observasi yang baik dalam meneliti objek tertentu di permukaan. Dalam hal ini DRONE dapat berfungsi untuk mengambil informasi visual dari objek 3D berupa singkapan batuan untuk kemudian dimodelkan didalam perangkat lunak. Pada iklim tropis seperti Indonesia, singkapan batuan dapat dengan cepat berubah lapuk dan ditumbuhi vegetasi. Hal ini menyebabkan informasi geologi yang ada pada batuan tidak dapat diselamatkan. Dengan menggunakan DRONE informasi dapat diakses dengan mudah di masa yang akan datang. Tahap pertama penelitian ini dilakukan tahun lalu dengan memanfaatkan singkapan bebatuan di daerah Silokek, Sumatera Barat sebagai area proyek percobaan. Hasilnya masih dalam pengolahan, namun sementara sudah dapat dilihat hubungan antara jenis batuan dan distribusi intensitas dan densitas rekahan. Untuk memodelkannya diperlukan lebih banyak data yang merekam heterogenitas pada batuan dari banyak tempat sehingga basis data akan tambah banyak dan diharapkan model akan menjadi konsisten. Pengambilan dan perekaman data langsung dari lapangan masih akan dilakukan sambil memulai pekerjaan tahap ke-2 yaitu membangun algoritma untuk piranti lunak mengenali rekahan secara otomatis. Subkegiatan 2 Kualitas atau peringkat lapisan batubara yang mengandung gas metana batubara atau CBM dapat diperkirakan salah satunya melalui analisis proksimat. Selain itu, nilai proksimat dapat digunakan sebagai salah satu parameter dalam persamaan penghitungan sumberdaya gas metana batubara (Kim dan Douglas, 1973; Kim, 1977; dan Mavor dkk, 1994) dan digunakan juga dalam koreksi persamaan Langmuir sorption isotherms (Langmuir, 1918) untuk menghitung kemampuan suatu material menyimpan gas pada temperatur dan tekanan tertentu serta menghitung volume gas CBM setempat (gas in-place). Namun karena analisis proksimat dan kandungan gas (gas content) harus dilakukan pada contoh batuan inti menyebabkan harganya menjadi cukup mahal sehingga tidak semua lapisan batubara dan sumur-sumur CBM memiliki data tersebut dan terkadang analisis hanya terbatas dilakukan satu kali pada lapisan batubara yang tebal. Oleh karena itu, diperlukan suatu metode untuk memperkirakan nilai analisis proksimat dan kandungan gas pada sumur-sumur yang tidak memiliki data tersebut.



Capaian

Laporan dan Publikasi di Jurnal Internasional Terindeks dengan Katagori Q2 atau yang setara serta pembuatan algoritma piranti lunak