Nova Suliska, M.Si
Gagal ginjal merupakan suatu penyakit yang sering terjadi pada pasien yang menderita penyakit degeneratiif lain seperti hipertensi, diabetes, atau pada pasien yang sedang menerima kemoterapi antikanker. Selama ini, belum ada obat yang spesifik mekanismeya untuk mengobati gagal ginjal. Daun tempuyung (Sonchus arvensis L.) digunakan sebagai obat tradisional masyarakat Indonesia untuk menangani berbagai penyakit dan salah satunya untuk mengatasi hipertensi dengan mekanisme diuretik. Pada penelitian yang sudah sudah dilakukan sebelumnya, penggunaan ekstrak daun tempuyung menunjukkan efek diuretik pada hewan percobaan (Muhtadi, 2016). Pada penelitian ini juga diperoleh data perbaikan fungsi ginjal dari daun tempuyung pada pemodelan hewan gagal ginjal. Hewan diinduksi gagal ginjal menggunakan agen nefrotosik yaitu gentamisin dan piroksikam dosis tinggi. Kemudian dilakukan pengukuran parameter untuk melihat perbaikan fungsi ginjalnya. Ekstrak etanol daun tempuyung dapat dikembangkan menjadi obat herbal terstandar. Berdasarkan klaim khasiatnya, obat herbal Indonesia terdiri atas 3 kategori, yaitu: jamu (berdasarkan penggunaan empiris), obat herbal terstandar (khasiat dan keamanan harus dibuktikan secara praklinis dan bahan bakunya distandardisasi), dan fitofarmaka (klaim khasiat teruji secara klinis). Masyarakat menggunakan ekstrak tempuyung untuk berbagai penyakit secara luas antara lain untuk penurunan tekanan darah melalui mekanisme diuretik. Oleh karena itu, pada penelitian ini akan dilakukan kajian mekanisme perbaikan fungsi ginjal dari ekstrak etanol daun tempuyung yang diharapkan nantinya dapat menjadi alternatif pengobatan bagi penderita gagal ginjal.
Publikasi jurnal internasional