Inovasi Precision Farming pada Sarang Lebah MOTIVE Gen-X
Nama Peneliti (Ketua Tim)

Muhammad Yusuf Abduh



Ringkasan Kegiatan

Budidaya black soldier fly larvae (BSFL) merupakan alternatif solusi yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah limbah yang terjadi di Indonesia. Pemanfaatan larva BSF sebagai agen pendegradasi limbah juga dapat menghasilkan produk samping yang bernilai tinggi, yaitu pupuk organik, pupuk cair, dan biomassa kaya protein dan lemak yang dapat dijadikan pakan unggas. Kandungan protein dan lemak pada BSFL berturut-turut dapat mencapai 30-40% dan 20-30%. Masalah yang seringkali ditemukan pada budidaya BSFL adalah lingkungan yang tidak terkontrol sehingga menyebabkan besar massa larva tidak seragam dan kurang praktis karena membutuhkan lahan yang luas. SALAM (Sarang Lalat Modular) didesain dengan dimensi ruang-efektif agar dapat diaplikasikan pada skala rumah tangga sehingga mengakomodasi kebutuhan terhadap pengolahan limbah organik dapur. Dimensi SALAM sebesar 40x40x82 cm dan terdiri dari 4 bagian untuk mewadahi 1 fase dalam siklus hidup BSF, yaitu Sel Produksi Telur (SPT), Sel Produksi Larva (SPL), Sel Sampah Organik (SSO), dan Sel Pupa (SP). SALAM dilengkapi dengan sensor suhu dan kelembaban untuk membuat sistem budidaya terkontrol sehingga mewujudkan terjadinya precision farming. Selain itu, SALAM juga dilengkapi dengan sistem antarmuka yang dapat dioperasikan dengan mudah oleh masyarakat. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar dari penerapan teknologi budidaya BSFL dalam skala rumah tangga dan pemanfaatan BSFL sebagai bahan campuran pakan unggas untuk pemberdayaan ekonomi skala rumah tangga. Saat ini, desain prototipe dan interface SALAM sudah mencapai 80% dengan projeksi penyelesaian prototipe pada bulan Agustus, 2019. Kondisi optimal budidaya larva untuk menghasilkan bioproduk (larva kaya protein dan pupuk organik) berkualitas tinggi sudah 80% diketahui. Target yang akan dicapai pada usulan periode riset adalah publikasi internasional, prototipe SALAM, dan kualitas produk turunan budidaya berupa larva dan kompos organik. Untuk mencapai target tersebut, konstruksi prototipe meliputi rangkaian dan instalasi sensor serta pemprograman interface pada rak SALAM merupakan hal yang pertama dilakukan diikuti oleh uji coba budidaya pada SALAM dan penentuan kondisi optimal budidaya untuk menghasilkan bioproduk turunan yang berkualitas. Larva hasil variasi kondisi budidaya akan dianalisis secara proksimat untuk menentukan pengaruh kondisi budidaya terhadap kandungan protein dan lemak. Keseluruhan usulan riset membutuhkan dana sebesar Rp 99.535.000 dan jangka waktu delapan bulan.



Capaian