Formulasi Solid Lipid Nanopartikel (SLN) yang mengandung Ekstrak Teh Hijau (Camella sinensis (L.) Kuntze) sebagai tabir surya
Nama Peneliti (Ketua Tim)

Rachmat Mauludin



Ringkasan Kegiatan

Lipid nanopartikel dalam hal ini SLN (Solid Lipid Nanoparticle) adalah partikel lipid dalam bentuk padat yang berukuran 50 hingga 1000 nm, distabilkan dengan penambahan surfaktan, fosfolipid, polimer, atau bahkan kombinasi ketiganya. SLN dimanfaatkan sebagai salah satu teknologi modern penghantaran obat yang dapat dijadikan alternatif selain teknologi-teknologi penghantaran obat konvensional lain yang telah diperkenalkan sebelumnya, seperti liposom, emulsi, mikroemulsi, serta teknologi nanopartikel lain berbasis polimer. Lipid yang digunakan dalam SLN harus dapat didegradasi dalam tubuh serta tidak toksik atau biokompatibel dengan tubuh (Kamboj et al, 2010). SLN dapat disiapkan melalui homogenisasi dingin bertekanan tinggi ataupun homogenisasi panas bertekanan tinggi. Dikedua teknik, lipid solid akan meleleh dan zat aktif dilarutkan atau didispersikan ke dalam matriks lipid. Pada metode homogenisasi panas, preemulsi dibentuk dengan mencampurkan lipid yang sudah meleleh dengan zat aktif lalu di beri surfaktan panas dan diputar dengan kecepatan tinggi. Campuran kemudian dihomogenisasikan dengan memberikan tekanan sebesar 200 hingga 500 bar dan dilakukan dua kali atau tiga kali. Lalu nanoemulsi air dalam minyak yang masih panas didinginkan pada suhu dibawah suhu ruang hingga terbentuk nanopartikel lipis. Pada metode homogenisasi dingin, zat aktif dilarutkan atau didispersikan pada lipid yang meleleh kemudian didinginkan secara cepat menggunakan nitrogen cair atau es kering. Zat aktif biasanya akan terdistribusi secara homogen di matriks lipid akibat pendinginan secara cepat. Proses ini diiukuti dengan menggiling atau mengaduk partikel di ball atau mortar mill yang menghasilkan partikel lipid dengan ukuran mikro sekitar 50 – 100 µm. Mikropartikel lipid ini kemudian didispersikan ke dalam larutan emulsifier. Terakhir, dilakukan homogenisasi tekanan tinggi pada hasil dispersinya di bawah suhu ruang untuk mendapatkan nanopartikel lipid (Thassu, 2009). Teknik lain yang dapat digunakan untuk memproduksi SLN meliputi emulsifikasi pelarut – penguapan, emulsifikasi – teknik difusi, dan inversi fase. Nanopartikel lipid mempunyai kestabilan yang tinggi dibandingkan dengan liposom dan sistem dispersi lainnya. Pada liposom dan emulsi, zat aktif dapat berdifusi dan mengalami partisi antara fase minyak dan fase air. Sebaliknya, lapisan lipid solid meminimalisasi pemisahan yang terjadi dan mencegah degradasi zat aktif (Thassu, 2009). Peningkatan area permukaan dari nanopartikel lipid meningkatkan adhesivitas ke kulit. Nanopartikel lipid juga membentuk film yang menutup ketika diaplikasikan ke kulit, meningkatkan hidrasi kulit dan menyebabkan berkurangnya korneosit dan meningkatkan penetrasi kulit. Selain itu, lipid dapat berinteraksi dengan lipid di kulit dan beraksi sebagai peningkat penetrasi. Nanopartikel lipid dapat juga digunakan dalam mengontrol pelepasan obat dalam formulasi obat. Zat aktif didifusikan melalui matriks lipid dan pelepasannya dapat dimodulasi dengan mengubah komposisi lipid pada SLN. Nanopartikel lipid dapat digunakan dalam sediaan topikal konvensional seperti lotion, krim, dan gel. Konsistensi formula dapat dengan mudah divariasikan dari solid yang mudah mengalir, semisolid, atau cair bergantung pada proporsi partikel lipid di formula. Nanopartikel lipid juga dikomposisikan dengan lipid yang kompatibel terhadap kulit sehingga dapat mengurangi iritasi kulit atau masalah sensitivitas (Thassu, 2009). Solid lipid nanoparticles (SLN) telah banyak diperkenalkan sebagai pembawa dalam sediaan farmasi dan kosmetik. Dalam penelitian sebelumnya SLN dapat berperan sebagai pembawa (carrier) senyawa aktif untuk sediaan tabir surya selain itu SLN sendiri dapat berperan sebagai pelindung kulit secara fisik. Penambahan senyawa kimia dalam SLN memberikan aktifitas sinergis dalam perlindungan kulit dari sinar UV secara langsung. Wissing et.al. telah menyelidiki pengaruh pembawa SLN terhadap pelepasan dan absorpsi perkutan oxybenzone yang dibandingkan dengan sediaan emulsi secara in vivo dan in vitro. Hasilnya menunjukan bahwa SLN sendiri dapat bertindak sebagai pelindung kulit secara fisik dan potensial bahaya dari senyawa kimia tabir surya dapat diminimalisir sementara peran perlindungan kulit tetap dipertahankan. Sebagai tambahan, SLN dapat memberikan system pelepasan diperpanjang sehingga memperlama kerja oxybenzone sebagai tabir surya (Wissing and Mȕller, 2002).



Capaian