Fenny Martha Dwivany
Indonesia merupakan salah satu negara pengekspor pisang dunia. Namun kemampuan ekspor pisang Indonesia masih kalah dibandingkan dengan negara-negara Asia lain. Proses penjagaan kualitas buah pisang dari penanaman hingga distribusi ke konsumen merupakan hal yang sangat penting dalam proses produksi buah pisang. Masa simpan buah pisang yang pendek pasca panen menjadi kendala bagi setiap produsen pisang. Nanoteknologi membuka alternatif solusi bagi masalah ini. Penggunaan nanomaterial dengan prinsip edible coating menggunakan polisakarida dapat memperpanjang masa simpan buah. Potensi edible coating yang berasal dari sumber hayati laut Indonesia sangat besar. Rumput laut Euchema cottonii yang sangat melimpah di perairan Indonesia, memiliki kandungan polisakarida berupa karaginan dan dapat dijadikan sebagai sumber edible coating. Penelitian ini bertujuan untuk mengaplikasikan penyalutan ekstrak rumput laut nanopartikel kepada buah pisang dan melihat pengaruhnya secara fisik, biologi, dan molekuler (gen pematangan buah pisang MaACS1 dan MaACO1). Metode yang akan dilakukan adalah ekstraksi rumput laut, sintesis nanopartikel ekstrak rumput laut, analisis ukuran nanopartikel ekstrak rumput laut, evaluasi penyalutan nanopartikel ekstrak rumput laut terhadap pematangan buah melalui pengamatan fisik dan biologi buah, serta dari sisi molekuler dengan menganalisis ekspresi gen terkait pematangan buah dengan metode qPCR. Adanya modifikasi atmosfir penyalutan untuk menurunkan kadar O2 selama proses respirasi diharapkan akan memperlambat proses pematangan buah pisang. Penelitian serupa belum pernah dilaporkan sebelumnya sehingga diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan teknologi nano untuk aplikasi di bidang agroindustri.