Mustika Sufiati Purwanegara
Perkembangan UKM mendapat perhatian yang serius dari berbagai kalangan, karena UKM berperan dalam penyerapan tenaga kerja dan ketahanan UKM terhadap berbagai gejolak seperti krisis ekonomi yang sudah beberapa kali terjadi di Indonesia, sehingga UKM dinilai sebagai salah satu peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi nasional. Ditinjau secara mikro, keberadaan ekonomi UKM masih fluktuatif karena pergeseran sektor usaha yang mengikuti pangsa pasar atau struktur modal yang belum mapan. Seperti kita ketahui, Sektor Koperasi dan Usaha Kecil Mikro (KUKM) merupakan salah satu sektor yang memiliki peranan strategis dalam struktur pembangunan perkonomian. Bahkan, pembentukan KUKM di Jepang dapat meningkatkan produktivitas dan daya saing, juga dapat merevitalisasi ekonomi lokal dan dapat meningkatkan pendapatan (Stefania, 2015). Namun, KUKM di Indonesia sepertinya masih belum dapat bisa menjadi penopang perekonomian, serupa dengan pendapat direktur eksekutif Lembaga Studi Pengembangan Perkoperasian Indonesia (LSP2I) (Himawan, 2016), menyatakan bahwa banyak KUKM di Indonesia yang tidak mengalami perkembangan karena struktur perekonomian Indonesia hanya berfokus pada BUMN dan BUMS. Selain itu, KUKM masih mengalami beragam permasalahan yaitu: tidak adanya modal, sulitnya untuk memasarkan produk, kelengakapan sarana teknologi dan informasi, tidak adanya jaringan pemasaran dan lain-lain. Untuk menciptakan pembangunan sosial dan kemakmuran pemangku bisnis KUKM yang secara ekonomi miskin (Bottom of Pyramid (BOP)), Kelompok Keahlian Business Strategy dan Marketing telah membuat platform bisnis inklusif berbasis digital itu ecobiz.sbm.itb. ac.id. Penelitian ini adalah Adopsi platform bisnis inklusif berbasis digital oleh semua pemangku kepentingan (stakeholder) di wilayah Jawa Barat. selain untuk sosialisasi sekaligus adopsi pemangku kepentingan lainnya seperti pemerintah, dinas, koperasi, akademisi, lembaga riset, lembaga pendanaan, lembaga hukum dan supplier. Sehingga pada akhir dari riset tahap ini sosialisasi dan adopsi oleh seluruh pemangku kepentingan dapat dituntaskan.
Publikasi di jurnal internasional terindeks Scopus (Q4)