Idam Arif
Dosimetri CT scan telah dimulai semenjak awal CT scan dikenalkan oleh Hounsfield. Dosimetri CT scan bertujuan untuk mengestimasi dosis radiasi yang diterima oleh pasien yang menjalani pemeriksaan dengan CT scan. Pasien yang menjalani pemeriksaan dengan CT scan ditembak sinar-X berkali-kali dari berbagai sudut, sehingga secara dosimetri sangat berbeda dengan modalitas radiologi yang lain, baik dalam hal metrik yang digunakan, maupun teknik pengukurannya. Resiko pasien yang menjalani pemeriksaan dengan CT scan tidak cukup hanya dikarakterisasi dengan dosis pasien, tetapi harus dikarakterisasi dengan dosis organ. Sebab, potensi timbulnya kanker adalah pada organ yang memiliki sensitivitas tinggi terhadap radiasi. Oleh karena itu, estimasi dosis organ sangat mendesak yang cukup krusial. Hingga saat ini terdapat tiga pendekatan untuk estimasi organ, yaitu pertama dengan pengukuran pada fantom, kedua dengan simulasi Monte Carlo, dan ketiga dengan faktor konversi dari dosis pasien (CTDIvol, DLP, SSDE). Tiga pendekatan yang selama ini digunakan masih berbasis fantom. Sehingga estimasi dosis organ pada individu pasien, terkadang menghasilkan under-estimasi atau over-estimasi bergantung pada karakteristik pasien dan organ itu sendiri. Pendekatan dengan faktor konversi dari SSDE ke dosis organ memang lebih baik, tetapi pendekatan ini, masih belum memperhitungkan posisi organ di dalam pasien. Padahal posisi organ sangat berpengaruh pada besarnya estimasi dosis organ tersebut. Riset ini, akan berusaha mengestimasi dosis organ pasien secara langsung dari citra pasien dalam bentuk 3D. Pendekatan awal pada riset ini, menggunakan pendekatan yang ketiga, yaitu dengan basis size specific dose estimate (SSDE), tetapi memperhitungkan posisi pasien dan dosis dihitung dalam tiga koordinat (3D).