Analisis longsoran yang dipicu oleh gempa dalam tanah kohesif
Nama Peneliti (Ketua Tim)

Wahyudi Widyatmoko Parnadi



Ringkasan Kegiatan

Longsor didefinisikan sebagai gerakan massa batuan, puing atau tanah menuruni lereng saat tegangan geser melebihi kekuatan geser material. Ada beberapa jenis tanah longsor yang muncul dalam literatur yang dapat dibedakan dengan jenis material yang terlibat dan modus pergerakannya. Longsor terjadi terutama karena tiga penyebab: penyebab geologis seperti material lemah dan kontras dalam permeabilitas; Penyebab morfologis seperti pengendapan pada lereng; dan longsor yang disebabkan oleh aktivitas manusia seperti pembebanan lereng secara dinamis berupa getaran buatan dan pembeban pada permukaan lereng yang cukup terjal. Selain itu, ada juga tanah longsor yang disebabkan oleh pembebanan dinamis di alam selama atau setelah gempa terjadi. Jenis tanah longsor dengan beban dinamis akibat gempa ini diyakini sering terjadi di Indonesia, yang bisa terjadi pada saat hujan, sehingga pengaruhnya bisa sangat parah bagi kehidupan manusia. Dalam penelitian ini kita akan fokus pada longsor pada tanah kohesif seperti lempung pasiran, tanah lempungan yang banyak terjadi di Indonesia, yang disebabkan oleh beban dinamis dari kejadian gempa. Topik penelitian ini juga menjadi isu hangat bagi banyak peneliti di seluruh dunia dan penelitian tentang longsoran akibat gempa ini sangat menantang. Penelitian ini diusulkan untuk dilakukan bekerja sama dengan Prof. Hattori dari Chiba University Jepang yang telah dikenal sebagai ahli untuk solusi masalah longsor. Karya terakhirnya bersama mahasiswa bimbingannya ditulis dalam jurnal internasional ”Hidrological Processes” tentang longsor akibat hujan. Mengambil keuntungan dari pengalaman kami tentang tanah longsor di Indonesia dan kerja keras dan mendalam dalam penanganan longsor dari partner luar negeri kami, kami akan memperluas solusi longsor akibat gempa untuk kedua belah pihak, Indonesia dan Jepang. Kerjasama kami akan berlangsung dalam 3 tahun 2018-2020 dimana untuk tahun pertama ini dananya kami mintakan dari program ”Riset Internasional ITB 2018. Kegiatan utama riset kami adalah: merancang sistem instrumentasi pendeteksi longsor dan menganalisis kestabilan lereng berupa tanah kohesif yang dipicu oleh gempa. Pada tahap ini kami akan melakukan pengambilan sampel tanah dari lokasi longsor dan pengukuran laboratorium pada sampel yang akan dilakukan di laboratorium Geofisika Teknik dan Lingkungan (Lab GTL) di Institut Teknologi Bandung, Indonesia dan di laboratorium Prof. Hattori di Chiba University di Jepang, dimana sistim pengukuran untuk kestabilan lereng di laboratorium telah dibangun. Dalam waktu 1,5 bulan waktu riset di Hattori Laboratory, kami akan mengembangkan perhitungan kestabilan lereng akibat beban gempa dengan menganalisis dan memodifikasi formula kestabilan lereng akibat hujan yang sudah diusulkan oleh Prof. Hattori dan timnya serta melakukan pengukuran geofisika pada model longsoran. Teknik geofisika yang akan dikembangkan sebagai solusi adalah metode Ground-Penetrating Radar (GPR) dan metode geolistrik arus searah (DC-resistivity method). Selama di Jepang, kami akan mempresentasikan hasil tersebut pada suatu konferensi di Jepang atau Asia. Pada akhir tahun riset 2018 kami akan membuat makalah tentang longisran akibat gempa yang akan kami submit ke jurnal internasional Landslides (ranking Q1 menurut SJR) atau jurnal internasional Acta Geodynamica et Geomaterialia (ranking Q3 menurut SJR). Keberhasilan dari penelitian 2018 ini akan memacu kami untuk meneruskan penelitian tahun ke-2 dan ke-3 yang akan berupa pembuatan dan pengembangan perangkat lunak dengan skema finite-difference untuk kasus longsoran akibat hujan saja, akibat gempa saja dan akibat hujan dan gempa serta pengembangan sistim monitoring bencana longsoran menggunakan metode geofisika.



Capaian