Potensi Kayu Manis untuk Tingkatkan Prestasi Atlet Angkat Besi

Prestasi olahraga Indonesia menjadi salah satu alat yang membuat kita menjadi semakin bangga dan cinta terhadap tanah air Indonesia, dalam konteks hubungan internasional bendera dan lagu Indonesia raya bisa berkibar serta berkumandang pada saat atlet kita mendapatkan medali emas atau peringkat pertama. Hal tersebut salah satu alasan prestasi olahraga kita perlu terus dikembangkan, selain berbagai faktor lain yang berdampak pada peningkatan taraf hidup kesehatan masyarakat luas. Indonesia memiliki cabang olahraga unggulan untuk berprestasi di tingkat internaisonal atau olimpiade, yaitu cabang olahraga angkat besi.

Angkat besi menjadi cabang olahraga unggulan Indonesia setelah berbegai prestasinya di Sea Games, Asian Games, hingga Olimpiade terus menerus mendapatkan medali secara konsisten. Yang paling perlu dibanggakan ketika atlet kita berhasil mendapatkan medali di tingkat Olimpiade, yang merupakan ajang multi-event olahraga tertinggi di dunia. Setidaknya, atlet angkat besi kita berhasil mendapatkan mendali sejak olimpiade Sydney di tahun 2000, hingga kini tidak pernah absen untuk menyumbangkan medali untuk Indonesia.

No

Nama Atlet

Medali

Edisi Olimpiade

Kategori Kelas

1

Raema Lisa Rumbewas

Perak

Sydney 2000

48 Kg Putri

2

Sri Indriyani

Perunggu

Sydney 2000

48 Kg Putri

3

Winarni Binti Slamet

Perunggu

Sydney 2000

53 Kg Putri

4

Raema Lisa Rumbewas

Perak

Athena 2004

48 Kg Putri

5

Eko Yuli Irawan

Perunggu

Beijing 2008

56 Kg Putra

6

Triyatno

Perunggu

Beijing 2008

62 Kg Putra

7

Raema Lisa Rumbewas

Perunggu

Beijing 2008

53 Kg Putri

8

Triyatno

Perak

London 2012

69 Kg Putra

9

Citra Febrianti

Perak

London 2012

53 Kg Putri

10

Eko Yuli Irawan

Perunggu

London 2012

62 Kg Putra

11

Eko Yuli Irawan

Perak

Rio 2016

62 Kg Putra

12

Sri Wahyuni Agustiani

Perak

Rio 2016

48 Kg Putri

13

Rahmat Edwin Abdullah

Perunggu

Tokyo 2020

73 Kg Putra

14

Eko Yuli Irawan

Perak

Tokyo 2020

61 kg Putra

15

Windy Cantika Aisyah

Perunggu

Tokyo 2020

49 Kg Putri

 

Catatan gemilang tersebut membuat kita perlu berbangga diri, akan tetapi potensi dan prestasi tersebut perlu terus dibina dan ditingkatkan, jika tidak berpotensi akan redup. Atas dasar tersebut, perlu dilakukan pembinaan atlet angkat besi usia dini, dalam prosesnya dilakukan penelitian dan melakukan pendataan tentang atlet usia dini yang pernah mengikuti kompetisi di luar negeri. Sayangnya, ditemukan data yang menunjukan bahwa adanya atlet usia dini yang pernah memiliki catatan prestasi di internasional tidak memiliki jenjang karir yang baik setelah mereka berprestasi. Sebagian hal tersebut  disebabkan karena cedera, berdasarkan penelitian yang dilakukan pada sampel atlet angkat besi di pulau jawa dengan menggunakan kuesioner injury insiden. Hasil penelitian tersebut didapatkan bahwa 49% subjek mengalami cedera di usia kurang dari 18 tahun. Dari jumlah tersebut didapatkan bahwa 47% subjek tidak mendapatkan prestasi di tingkat internasional kembali hingga usianya kini diatas 25 tahun, dimana usia tersebut merupakan usia emas bagi para atlet angkat besi.

Pendalaman data lanjutan dilakukan terhadap para subjek, didapatkan bahwa cedera yang diderita para atlet bukanlah cedera yang bersifat benturan, mengingat karakteristik cabang olahraga angkat besi yang tidak body contact membuat para atlet terhindar dari cedera tersebut. Cedera yang dialami oleh para subjek merupakan cedera dengan jenis overuse. Cedera yang disebabkan karena minimnya waktu untuk istirahat yang berdampak pada rendahnya waktu untuk pemulihan atlet. Oleh karena itu, para atlet mengkonsumsi suplemen untuk meningkatkan performa saat latihan dan dampak positif dari latihan. Akan tetapi, beberapa masalah muncul seperti terkena kasus doping yang disebabkan adanya kandungan doping yang terdapat pada suplemen yang dikonsumsi. Penggunaan doping oleh atlet dengan ragam latar belakang, ada yang disebabkan oleh ketidak tahuan akan kandungan doping yang dilarang dan yang tertera pada suplemen, dan juga ada yang disebabkan memang mengetahui tetapi ingin mendapatkan hasil yang instan.

Atas dasar permasalahan tersebut, penelitian didalami lagi dengan melakukan penelitian terkait dengan penelitian metode blibiometrik dengan tema riset nutrisi olahraga dan suplemen. Dalam penelitian yang dilakukan berdasarkan data yang terangkum dalam Scopus, ditemukan dokumen penelitian atau artikel ilmiah pertama yang pertama membahas nutrisi dan olahraga ada pada tahun 1964, baru di tahun 1999 ditemukan dokumen mencapai 10, dan peningkatan signifikan kembali terjadi di tahun 2006, dari sebelumnya berjumlah 16 menjadi 36 di tahun 2006. Peningkatan artikel yang lebih dari 100% yang ditampilkan pada table 1 menunjukkan adanya perhatian dari peneliti dan juga kebutuhan masyarkaat terhadap nutrisi dan olahraga di rentang tahun 2006. Setelahnya, dokumen artikel ilmiah semakin meningkat hingga tahun 2021 puncaknya terdapat dokumen berjumlah 127. Dari rekapan table 1 terdapat 1243 dokumen yang terhimpung dengan kata kunci nutrition, sport, recovery, sebanyak 370 peneliti berasal dari negara Amerika Serikat, 211 sebarasal dari Britania Raya, dan 143 berasal dari Australia. Amerika Serikat paling unggul jumlah publikasi di area nutrisi olahraga, jika mengaitkan dengan fenomenas yang ada, Amerika Serikat di awal tahun 2000an mereka mulai focus terhadap isu obesitas, yang akhirnya berdampak kepada berbagai kebijakan yang membuat kepedulian masyarakat terhadap nutrisi meningkat dan ketertarikan peneliti serta perguruan tinggi di Amerika Serikat terhadpa nutrisi olahraga ikut terdampak positif.

Setelah didapatkan kesimpulan yang menyatakan urgensi riset semakin jelas karena masih minimnya penelitian yang menjawab kebutuhan atlet dalam ruang lingkup nutrisi dan suplemen, maka perlu dilakukan penelitian lanjutan yang bertujuan menjawab kebutuhan atlet. Kesenjangan tersebut adalah kebutuhan atlet terhadap suplemen yang aman dari risiko doping, salah satu solusinya dengan mencari formulasi yang tepat dari kandungan suplemen herbal. Beberapa suplemen berbahan dasar herbal pernah diteliti kaitan dengan kebutuhan atlet, salah satunya adalah kayu manis. Kayu manis memiliki kandungan yang berdampak terhadap percepatan pemulihan yang disebabkan oleh peradangan. Hal tersebut disebabkan karena kayu kandungan penolik pada kayu manis membantu mempercepat proses metabolism tubuh dan cinnamaldehyde yang meredam berbagai kandungan yang dapat merangsang aktif dan cepatnya hadir enzim-enzim pro infalamasi.

Rangkaian potensi yang dimiliki angkat besi, kemudian kebutuhan atlet, risiko penurunan performa atlet, risiko doping, hingga potensi kayu manis, akhirnya mengerucut untuk dilakukan penelitian. Peneltian dilakukan untuk menjawab kebutuhan tersebut dengan total 34 sampel para atlet yang memiliki pengalaman bertandingan minimal di tingkat nasional yang tergabung di pusat latihan angkat besi. Penelitian dilakukan di beberapa lokasi pusat latihan angkat besi, mulai dari Padepokan Gajah Lampung yang berlokasi di Kabupaten Pringsewu, Provinsi Lampung, hingga Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) Jawa Barat yang berlokasi di Kompleks Sport Center Arcamanik Dispora Jabar, Kota Bandung. Alasan lokasi dipilihpun dijelaskan karena berbagai atlet nasional yang memiliki segudang prestasi dunia lahir dari tempat tersebut, mulai dari Eko Yuli peraih medali di Olimpiade, hingga Windy Cantika yang di Olimpiade 2022 mendapatkan medali.

Hasil penelitian menunjukan bahwa kayu manis berdampak signifikan terhadap peningkatan percepatan pemulihan. Dengan kata lain dapat membantu atlet secara nyata untuk mempercepat pemulihan dan terhindar dari risiko cedera yang disebabkan oleh kelelahan berlebih. Manfaat kayu manis yang dapat merangsang sensitivitas insulin membuat metabolism tubuh menjadi lebih cepat, dengan demikian peremajaan sel rusak dapat lebih cepat. Begitupun dengan kandungan kayu manis yang  bersifat meredam berbagai enzim yang merangsang terjadinya inflamasi seperti Cyclooxygenase, TNFa, IL-6 dan IL-1b yang akhirnya efektif untuk mengurangi terjadi peradangan dalam tubuh yang disebabkan oleh kelelahan otot pada saat setelah latihan atau bertanding. Khasiat lain dari kayu manis yaitu meningkatkan transportasi glukosa, mengubah metabolisme karbohidrat dan penyerapan glukosa, menghambat aktivitas enzim yang berhubungan dengan peradangan,  mengurangi ekspresi sitokin proinflamasi, dan menekan stres oksidatif. Penelitian dilakukan dalam 3 tahun tahapan yang menjadi bagian dari program Pendidikan Doktor, dan mendapatkan bantuan pendanaan dari Program Penelitian, Pengabdian Masyarakat dan Inovasi (PPMI) tahun 2020 – 2022.

Dengan demikian diharapkan capaian prestasi Indonesia di koncah internasional semakin banyak dengan adanya kontribusi penelitian dalam menjawab kebutuhan atlet terhadap risiko cedera yang disebabkan oleh kelelahan yang berlebih. Untuk pengembangan penelitian ini diperlukan juga dukungan dari para stakeholder olahraga, mulai dari tingkat pemerintah daerah, KONI, Kemenpora hingga Kementerian Pendidikan Tinggi atau Riset dan Inovasi untuk memaksimalkan potensi riset suplemen herbal terhadap peningkatan prestasi atlet.

1523

dilihat