Integrasi Budi Daya Tomat dan Lebah

Integrasi Budi Daya Tomat dan Lebah

Tags: ITB4People, Tomat, Lebah, SDGs15

Sistem pertanian terintegrasi meru­pakan sistem yang menggabungkan kegiatan pertanian dengan kegiatan lain, seperti peternakan, demi meningkatkan produktivitas hasil pertanian. Sistem ini memiliki dampak meningkatkan efisiensi dan sirkulasi nutrisi dalam suatu sistem pertanian sehingga dapat menekan biaya produksi dan menghasilkan lebih banyak produk. Pada akhirnya penghasilan petani dapat meningkat.

Salah satu contoh pertanian terintegrasi yang dapat diaplikasikan dengan mudah di lapangan oleh petani ialah imegrasi budidaya tomat dan lebah tanpa sengat. Sesuai dengan namanya, lebah ini lebih mudah dibudidayakan karena tidak bersengat.

Lebah tanpa sengat juga tidak membutuh­kan adanya tanaman berbunga sepanjang tahun. Lebah ini dapat hidup secara liar untuk mendapatkan sumber nutrisi yang dibutuhkan oleh koloni lebah.

Pertanian tomat terintegrasi dengan budidaya lebah tanpa sengat akan membentuk sebuah hubungan yang saling menguntung­kan. Lebah tanpa sengat akan mendapatkan sumbermakanan dari tanaman tomat dan seki­tarnya. Sebaliknya, lebah akan menjadi agen penyerbukan bagi tanaman tomat sehingga dapat meningkatkan produktivitas buah.

Sistem pertanian terintegrasi ini semakin menarik untuk diterapkan oleh petani tomat karena mereka juga akan mendapatkan berba­gai bioproduk sampingan, di antaranya madu dan propolis yang dihasilkan oleh lebah.

Konsep pertanian tomat terintegrasi de­ngan lebah dapat diterapkan dengan cara meletakkan koloni lebah tanpa sengat (Tlaevi­ceps) pada lahan perkebunan tomat. Lebah tanpa sengat yang sudah diletakkan di dalam bambu atau merupakan menghasilkan propolis dan madu yang akan disimpan di dalam sa­rang lebah. Propolis dan madu dapat diolah lebih lanjut menjadi produk bernilai tinggi seperti ekstrak propolis dan madu murni.

Integrasi budidaya tomat dan lebah tanpa sengat sudah coba diterapkan oleh penulis (Dr M Yusuf Abduh) dan tim dari Kelompok Keilmuan Agroteknologi dan Teknologi Bio­produk (KKATB), Institut Teknologi Bandung (ITB) melalui kerja sama dengan dengan petani tomat di Perkebunan Cigelang, Desa Pamulihan, Sumedang, Jawa Barat. Kegiatan yang didanai oleh Program Penelitian, Peng­abdian Kepada Masyarakat dan Inovasi ITB tersebut bertujuan untuk meningkatkan produktivitas buah tomat di Perkebunan Cigelang dengan bamuan lebah tanpa se­ngat. Kegiatan budi daya terintegrasi terse­but dilakukan selama 2 bulan di kebun tomat tomat milik salah seorang petani tomat di Perkebunan Cigelang. bernama Udin.

Sebanyak 1S koloni lebah tanpa sengat diletakkan pada lahan seluas 210m2. Sistem pertanian di lahan itu juga tidak menggu­nakan pestisida. Setiap 2 minggu sekali, pengamatan lapangan dilakukan oleh Udin dan tim dari ITB untuk menghitung jumlah dan berat buah yang dihasikan. 

Di akhir masa panen, berat tanaman juga dihitung dan hasilnya dibandingkan dengan kebun tomat yang memiliki luas lahan yang sama, tapi tanpa koloni lebah tanpa sengat. Tim peneliti dari ITB juga menganalisis kandungan tanah serta kandungan buah tomat seperti kadar air, likopen, dan vitamin C.

Produktif 

Menurut Udin, buah tomat yang dipanen dari kebun tomat dengan lebah tanpa sengat itu jauh lebih banyak dari produktivitas kebun tomat dengan luasan sama dan juga tanpa pestisida, tetapi tidak diintegrasikan dengan budi daya lebah tanpa sengat. Produktivitas kebun dengan lebah tanpa sengat ini hampir sama dengan kebun lain miliknya yang luasannya lebih besar. Pada kebun yang lebih besar itu, Udin menjalan­kan pertanian dengan pestisida. 

Hasil itu membuat Udin sangat puas dengan sistem pertanian tomat yang terinteg­rasi dengan lebah tanpa sengat. Ia yakin bahwa sistem integrasi itu memang dapat meningkatkan produktivitas buah tomat.

Berdasarkan pengamatan penulis, buah tomat hasil pertanian integrasi ini memiliki kadar air serta kandungan asam dan padatan yang relatif sama dengan buah tomat umum­nya. Namun, hasil yang sangat menarik perhatian ialah buah tomat hasil sistem integrasi ini memiliki lapisan tengah dinding buah yang lebih tebal serta kandungan likopen dan vitamin C yang lebih tinggi.

Likopen ialah senyawa karotenoid yang memberikan warna merah pada tomat dan memiliki efek antioksidan yang dapat menangkal radikal dan mencegah berbagai risiko penyakit seperti penyakit jantung dan kanker. Konsumsi likopen secara rutin juga dapat meningkatkan daya tahan tubuh dan kesehatan otak.

Penulis dan dan tim kemudian berinisiatif untuk mengemas dan membagikan buah tomat hasil sistem integrasi ini kepada sivi­tas akademika di lingkungan Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati, ITB. Sebagian buah tomat tersebut juga diolah menjadi jus tomat umuk diedarkan kepada mahasiswa ITB Kampus Jatinangor dan jemaah Masjid Al Jabbar supaya khasiatnya dapat dinikmati oleh masyarakat umum.
 
Penulis berharap bahwa keberhasilan sistem integrasi pertanian ini dapat meya­kinkan para petani tomat untuk tertarik memanfaatkan budi daya lebah tanpa sengat diperkebunannya. Dengan begitu, kesejahteraan petani dapat ditingkatkan karena memiliki hasil panen lebih tinggi dan dihasilkannya bioproduk lain. (M-1)

2137

dilihat