Inovasi untuk Skrining Risiko Penyakit Kardiovaskular

Berdasarkan data dari Riset Kesehatan Dasar Republik Indonesia pada tahun 2018, angka kejadian penyakit kardiovaskular (PKD) di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun. Setidaknya, 15 dari 1000 orang, atau sekitar 2.784.064 individu di Indonesia tercatat menderita PKD. Penderita PKD didominasi oleh populasi lansia, yakni masyarakat dengan usia di atas 55 tahun (13,2%)1. PKD juga menjangkit populasi dengan usia produktif dengan prevalensi sekitar 4.5%1 dan berkontribusi pada 6 juta dari 19 juta kematian di dunia untuk usia 30 – 70 tahun2. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2023 mencatat sekitar 650.000 individu yang meninggal setiap tahun akibat PKD3. Menggunakan pengukuran DALYs (kombinasi angka mortalitas dan morbiditas per 100.000 populasi), Indonesia memiliki nilai jangkah DALYs yang tinggi yakni 7672 – 87464. Pada tahun 2030, mortalitas diakibatkan oleh PKD diperkirakan menyentuh angka 23 juta pasien di seluruh dunia5.

Skrining penyakit jantung dan pembuluh darah ditujukan untuk mengidentifikasi potensi masalah pada sistem jantung dan pembuluh darah sebelum terdapat gejala yang disadari oleh pasien, sehingga apabila dilakukan secara tepat waktu dan akurat dapat mengurangi risiko serangan jantung, stroke, aneurisma, maupun kelainan dan komplikasi penyakit jantung lainnya. Sebagian besar penyakit jantung dan pembuluh darah diawali dengan proses kerusakan sistemik menahun pada kedua organ tersebut yang dikontribusikan oleh gaya hidup yang tidak sehat, di antaranya merokok, kekurangan aktivitas fisik, konsumsi alkohol berlebih, dan pola makan yang tidak berimbang. Risiko penyakit jantung dan pembuluh darah juga diketahui meningkat pada penderita obesitas, tekanan darah tinggi, diabetes, dan penyakit ginjal.

Karena lazim diawali dari gaya hidup yang tidak sehat, maka sebagian populasi yang rentan terhadap penyakit jantung dan pembuluh darah sebetulnya memiliki faktor risiko yang bersifat dapat dimodifikasi dan reversibel. Jika potensi masalah pada sistem jantung dan pembuluh darah dapat diidentifikasi sedini mungkin dan diikuti dengan perubahan gaya hidup yang sesuai, maka risiko penyakit jantung dan pembuluh darah dapat diminimalisasi secara bermakna. Oleh karena itu, sangat penting untuk melakukan skrining penyakit jantung dan pembuluh darah secara berkala dilengkapi dengan adopsi gaya hidup sehat mengikuti anjuran dari dokter sesuai dengan profil risiko kesehatan jantung dan pembuluh darah yang dimiliki. 

Selain faktor risiko dari gaya hidup dan penyakit tertentu, terdapat berbagai indikator yang berperan dalam menggambarkan risiko kesehatan jantung dan pembuluh darah, di antaranya Indeks Massa Tubuh, tingkat kolesterol dalam darah, aktivitas listrik jantung pada kondisi istirahat maupun aktivitas tinggi, serta parameter hemodinamik dari tekanan dan aliran darah. Indikator-indikator ini secara bersama-sama memberikan gambaran utuh dari kesehatan sistem jantung dan pembuluh darah. Beberapa indikator tersebut dapat diukur dalam waktu singkat secara relatif sederhana dan  non-invasif, sedangkan beberapa indikator yang lain memerlukan pengukuran khusus yang membutuhkan  intervensi invasif dan rentang waktu tertentu sebelum hasilnya dapat diketahui. Keterkaitan dengan risiko penyakit jantung dan pembuluh darah juga dapat dijelaskan dengan lebih sederhana untuk beberapa indikator dan lebih kompleks untuk indikator lainnya. Untuk situasi skrining yang menyasar populasi massal, aspek-aspek tersebut sangat menentukan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan skrining.        

Menyikapi tingginya jumlah penderita penyakit jantung dan pembuluh darah di Indonesia, termasuk di Jawa Barat dan terkhusus di Kota Bandung, KK Teknik Biomedika ITB mengadakan skrining risiko penyakit jantung dan pembuluh darah secara non-invasif untuk civitas ITB dan umum, utamanya bagi masyarakat lansia. Kegiatan skrining dilakukan agar masyarakat dapat memahami risiko penyakit jantung dan pembuluh darah yang dimiliki dan mulai melaksanakan pola hidup yang lebih sehat. Skrining dilakukan dengan menggunakan alat kesehatan karya ITB bernama Non-Invasive Vascular Analyzer (NIVA).

NIVA merupakan inovasi yang telah dikembangkan di Kelompok Keahlian Teknik Biomedika ITB sejak tahun 2013 di bawah pimpinan Prof. Tati Latifah Erawati Rajab dan Dr. Hasballah Zakaria yang sekaligus merupakan Ketua Pusat Teknologi Kesehatan dan Keolahragaan ITB. Berdasarkan analisis terhadap tekanan dan aliran darah yang diukur secara serentak pada kaki dan tangan pasien, NIVA dapat menghasilkan 15 parameter hemodinamika yang menggambarkan kesehatan sistem jantung dan pembuluh darah. NIVA telah mendapatkan sertifikat lolos uji klinis pada bulan Mei 2023 dan telah dikomersialisasikan oleh mitra industri P.T. Selaras Citra Nusantara Perkasa TBK (SCNP) sejak tahun 2023. Informasi mengenai spesifikasi dari perangkat NIVA dapat ditemukan di e-catalogue.

Skrining risiko penyakit jantung dan pembuluh darah dengan NIVA yang dilaksanakan pada bulan September 2023 hingga Januari 2024 diikuti oleh lebih dari 200 orang dengan rentang usia dari 23 tahun hingga 90 tahun. Aktivitas skrining bertempat di Laboratorium Teknik Biomedika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB. Peserta didominasi oleh lansia, yakni masyarakat dengan usia lebih dari 60 tahun. Skrining penyakit jantung dan pembuluh darah dilaksanakan secara komprehensif, mulai dari mengukur tekanan dan usia pembuluh darah hingga mendeteksi risiko hadirnya penyakit kardiovaskular. Pelaksanaan skrining didukung oleh sesi konsultasi dengan dokter sehingga peserta dapat berdiskusi secara langsung mengenai masalah kesehatannya.

Mengetahui risiko penyakit jantung dan pembuluh darah melalui pemeriksaan NIVA dirasa bermanfaat bagi para peserta skrining karena dilakukan dengan ukuran-ukuran yang jelas dan mudah dimengerti, serta diberikan kesempatan untuk berkonsultasi dengan dokter. Kebermanfaatan aktivitas skrining mencerminkan komitmen ITB untuk dapat berperan secara riil dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat, terutama di bidang kesehatan, melalui inovasi yang dikembangkan berdasarkan kajian ilmu pengetahuan dan teknologi. 

Pelaksanaan skrining risiko penyakit jantung dan pembuluh darah dengan NIVA diprakarsai oleh Prof. Tati Latifah Erawati Rajab dan dikoordinasikan oleh kepala Laboratorium Teknik Biomedika, Astri Handayani S.T., M.T. Alat kesehatan karya anak bangsa ini mampu mengukur setidaknya 15 macam ukuran yang menggambarkan kondisi kesehatan jantung dan pembuluh darah pasien. Sebagai contoh, NIVA dapat mengukur apakah usia pembuluh darah pasien lebih tua atau muda dibandingkan dengan usia faktual pasien. Selain itu, NIVA dapat mendeteksi tingkat kekakuan dari pembuluh darah. Hal ini dapat menjadi informasi yang sangat penting bagi pasien untuk mengetahui risiko penyakit yang dimiliki sehingga dapat menyesuaikan pola hidup agar dapat lebih sehat. Pemeriksaan NIVA hanya membutuhkan waktu 5 – 10 menit dan hasilnya dapat langsung diketahui oleh pasien. Pada pelaksanaan skrining di Laboratorium Teknik Biomedika ITB, tersedia pula layanan konsultasi dengan dokter sehingga peserta mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai kondisi kesehatan jantungnya maupun langkah-langkah yang harus dilakukan untuk memelihara kesehatan jantung sesuai dengan risiko yang terdeteksi.

15 parameter hemodinamika yang mampu diukur dengan NIVA adalah sebagai berikut:

  1. Tekanan Sistol, tekanan darah pada saat jantung memompa darah atau saat berkontraksi
  2. Tekanan Diastol, Tekanan darah pada saat jantung relaksasi
  3. ABI, atau ankle-brachial index, adalah suatu indikator perbandingan nilai tekanan darah sistolik pergelangan kaki (ankle) dengan tekanan darah sistolik lengan (brachialis). ABI yang rendah dapat menjadi indikasi penyempitan atau penyumbatan pada pembuluh darah perifer.
  4. abPWV adalah suatu indikator yang mengukur kecepatan gelombang nadi dimana semakin besar ukuran abPWV, semakin tidak elastis pembuluh darah.
  5. Estimasi Usia Pembuluh Darah, jika nilai usia pembuluh darah lebih besar dari usia sebenarnya, maka diperkirakan kondisi pembuluh darah lebih buruk daripada pembuluh darah kebanyakan orang pada usia yang sama
  6. Kompliansi Pembuluh Darah Besar, menjelaskan kemampuan pembuluh darah besar dalam mengembang dan menyempit akibat hadirnya perubahan tekanan darah
  7. Kompliansi Pembuluh Darah Kecil, menjelaskan kemampuan pembuluh darah perifer dalam mengembang dan menyempit akibat hadirnya perubahan tekanan darah
  8. Lebar Gelombang Nadi, parameter yang diperoleh dari sinyal sensor fotopletismografi yang berkorelasi dengan resistansi pembuluh darah sistemik.
  9. Indeks Augmentasi, indikator pengukur kekakuan arteri. Nilai indeks augmentasi meningkat karena adanya proses penuaan pada pembuluh darah.
  10. Area Titik Infleksi, jumlah total volume darah dalam pembuluh darah yang diukur dari waktu awal sistol hingga waktu akhir.
  11. Indeks Kekakuan, derajat kekakuan dinding pembuluh darah yang diukur
  12. Waktu Tunda, waktu antara puncak volume sistol dan puncak volume aliran balik diastole
  13. Amplitudo Sistolik, jumlah total volume darah di dalam pembuluh darah yang diukur setelah kontraksi jantung
  14. Interval 2 Gelombang, waktu antara 2 denyut nadi pada pembuluh darah yang diukur
  15. Denyut jantung, jumlah denyut jantung seseorang dalam 1 (satu) menit, dimana nilai normal untuk orang dewasa adalah 60-100 detak per menit

Pemeriksaan menggunakan NIVA bukanlah suatu prosedur yang rumit karena hanya perlu memasang alat yang sudah familiar ditemukan di fasilitas kesehatan, seperti manset tekanan darah dan pulse oximeter dan perangkat NIVA disertai dengan sistem antarmuka komputer yang sangat mudah untuk dimengerti dan dioperasikan. Pemasangan manset tekanan darah dilakukan di empat titik, yakni pada kedua lengan (di atas antecubital fossa) dan kedua pergelangan kaki (di atas mata kaki). Alat ini berfungsi untuk memberikan tekanan pada lengan dan kaki lalu mengempiskannya secara perlahan seiring mengukur sinyal tekanan yang dihasilkan oleh lengan dan kaki akibat adanya perlawanan terhadap tekanan yang diberikan oleh manset. Tekanan darah pada lengan dan kaki akan terekam di komputer NIVA dan sinyal tekanan akan diproses selanjutnya untuk dapat menampilkan informasi parameter lainnya. Pulse oximeter dipasangkan pada kedua telunjuk pasien untuk mendapatkan gelombang perubahan volume darah saat jantung melakukan kontraksi dan relaksasi. Pengukuran gelombang tersebut akan diproses untuk mendapatkan informasi parameter lainnya yang menggambarkan kesehatan jantung serta pembuluh darah. Kemudahan dalam mengoperasikan NIVA menjadikan perangkat ini dapat ditempatkan di fasilitas kesehatan tingkat berapapun dan secara tidak langsung mampu meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap skrining kesehatan jantung dan pembuluh darah.  

  1. Dikutip dari “Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar 2018” oleh Kemenkes RI
  2. Diambil dari https://www.nhlbi.nih.gov/news/2021/cardiovascular-disease-rise-we-know-how-curb-it-weve-done-it
  3. Diambil dari https://prasetya.ub.ac.id/world-heart-day-2023-use-heart-know-heart/
  4. Dikutip dari artikel ilmiah “The Global Burden of Cardiovascular Diseases and Risk” oleh Vaduganathan dkk., (https://www.jacc.org/doi/10.1016/j.jacc.2022.11.005)

Dikutip dari artikel ilmiah “Prediction of cardiovascular diseases mortality- and disability-adjusted life-years attributed to modifiable dietary risk factors from 1990 to 2030 among East Asian countries and the world” oleh Nawsherwan dkk. (https://www.frontiersin.org/articles/10.3389/fnut.2022.898978/full)

101

dilihat