Brain-Machine Interfaces: Controlling Devices with Mind

Ada jutaan orang di seluruh dunia yang mengalami kelumpuhan sebagian atau total yang disebabkan oleh penyakit/kelainan otak seperti amyotrophic lateral sclerosis (ALS), spinal cord injury (SCI), stroke, dan lain-lain. Bahkan pada kasus tertentu, pasien bisa mengalami locked-in syndrome (LIS), dimana meskipun sadar namun dia tidak bisa berbicara dan menggerakkan seluruh anggota badan kecuali mata. Dengan kondisi tersebut, para pasien ini mempunyai ketergantungan terhadap orang lain untuk melakukan aktivitas sehari-hari seperti makan, minum, bergerak, dan sebagainya. Perkembangan sains dan teknologi yang semakin maju kini menawarkan salah satu solusi untuk mengembalikan kemampuan bergerak atau berkomunikasi bagi pasien melalui teknologi yang disebut dengan Brain-Machine Interface (BMI). BMI menggunakan sensor yang sangat kecil yang ditanamkan ke dalam otak lalu menerjemahkan sinyal otak menjadi perintah untuk mengendalikan suatu perangkat eksternal seperti robot tangan, penyintesis suara, kursi roda, dll. BMI melibatkan berbagai disiplin ilmu seperti mulai dari neurosains, kedokteran, material, sampai dengan ilmu komputer dan elektronika. Pengembangan teknologi BMI masih terus dilakukan baik di dunia akademis maupun dunia industri untuk mewujudkan perangkat BMI yang fully implantable, wireless, low power, accurate, dan robust yang diharapkan dapat membantu meringankan beban dan meningkatkan kualitas hidup para pasien dan juga keluarganya.

Simak video kurasi Brain-Machine Interfaces: Controlling Devices with Mind pada tautan berikut: Nur Ahmadi, Ph.D. - Brain-Machine Interfaces: Controlling Devices with Mind

1226

dilihat