Ichsan Setya Putra
Berbagai jenis infrastruktur antara lain berupa jembatan dan struktur bangunan yang terbuat dari bahan logam rentan terhadap terjadinya retak. Retak yang terjadi akan merambat karena beban yang bekerja, yang bila ukurannya sudah mencapai harga tertentu dapat menyebabkan terjadinya kegagalan struktur. Terjadinya kegagalan struktur, seperti yang terjadi pada jembatan di Kutai Kertanegara, perlu dihindari karena kegagalan ini dapat menimbulkan korban jiwa disamping kerugian materi yang ditimbulkan. Beban yang terjadi pada jembatan akan menyebabkan terjadinya tegangan pada berbagai komponen jembatan. Tegangan ini pada umumnya dibuat cukup rendah karena faktor keamanan yang dipakai pada perancangan jembatan kereta api cukup besar. Namun demikian, umur jembatan yang telah cukup tua dapat menyebabkan retak lelah menginti dan merambat sehingga dapat menyebabkan kegagalan struktur jembatan. Pada struktur yang telah "berumur", terjadinya retak dapat dipercepat karena terjadinya korosi dan faktor perawatan. Hal ini menyebabkan asesmen terhadap umur jembatan yang tersisa (remaining life assessment) perlu dilakukan. Dalam satu dekade terakhir ini metode eksperimental yang mengalami kemajuan sangat pesat dalam mekanika eksperimen adalah penggunaan korelasi citra digital (KCD)untuk menentukan perpi ndahan, regangan, dan tegangan.Secara konsep, metode ini telah diujicobakan dalam skala laboratorium dan menunjukkan hasil yang sangat baik, dimana perbedaan hasil pengukuran regangan menggunakan KCD dan strain gauges dapat mencapai di bawah 2%. Selain ujicoba skala Lab., teknik KCD juga telah diuji untuk mengukur perpindahan pada prototype skala penuh jembatan milik Pusjatan PU, rel kereta api di stasiun kota Bandung, Jembatan kereta api cimahi, dan jembatan kereta apai cikubang, dimana defleksi yang terukur menggunakan teknik KCD menunjukkanhasil yang mendekati dengan teknik pengukuran defleksi jembatan yang lain, misalnyateknik water pass, dan pengukuran menggunakan theodolite. Pengembangan sistem pengukuran regangan dan tegangan berbasis KCD ini dilakukan karena prospeknya untuk dipakai sebagai pengganti dari teknik pengukuran konvensional (stain gauge). Dimana teknik konvensional memerlukan strain gaugeyang sangat konsumtif, sehingga lebih mahal. Sedangakan dengan sistem yang dikembangkan ini akan menghilangkan komponen konsumtif dalam setiap pengukuran, yang pada akhirnya akan menurunkan biaya operasional dari suatu proses pengujian/pengukuran tegangan dan regangan. Selain itu, pengembangan sistem pengukuran dengan menggunakan metode ini dilakukan karena prospeknya untuk dipakai tidak hanya di laboratorium namun juga saat pengujian struktur skala penuh dan pada struktur yang sedang beroperasi misalnya struktur jembatan. Keunggulan lain 4 yang ditawarkan oleh metode ini adalah ketelitian yang dapat dihasilkan cukup tinggi.