Yul Yunazwin
Kebijakan Rencana Strategis Perkeretaapian Indonesia 2015-2019 yang menargetkan percepatan proyek pembangunan jalur kereta api di pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua mengindikasikan keseriusan pemerintah untuk menjadikan kereta api sebagai salah satu moda transportasi massal utama di masa mendatang. Contoh proyek pembangunan tersebut adalah pengembangan jalur ganda di wilayah utara Jawa yang direncanakan sudah dapat dioperasikan secara penuh pada tahun 2016 serta dimulainya proyek pengembangan kereta api cepat Jakarta-Bandung. Untuk merealisasikan jaringan perkeretaapian yang aman, dibutuhkan sistem instrumentasi dan teknologi pensinyalan yang dapat menjamin keamanan operasi dan lalu lintas kereta api. Salah satu komponen penting dalam sistem instrumentasi, persinyalan dan kontrol perkeretaapian adalah axle counter. Instrumen axle counter digunakan untuk mendeteksi dan monitoring keberadaan dan arah pergerakan gerbong kereta pada ruas jalur kereta api tertentu. Deteksi dilakukan berdasarkan evaluasi perubahan medan magnet di sekitar titik/lokasi peletakan axle counter yang timbul ketika roda kereta melewati ruas jalur tertentu. Contoh aplikasi penggunaan axle counter dalam pensinyalan kereta api adalah untuk tujuan (i) points track detection, (ii) single line block systems, (iii) active rail level crossing protection, serta (iv) railway traffic management. Secara umum, instrumen axle counter terdiri dari tiga komponen utama: (i) kumparan sensor untuk mendeteksi keberadaan roda kereta, (ii) modul elektonik (electronic junction box) untuk pengkondisian sinyal dan perhitungan jumlah roda yang melewati ruas jalur tertentu, serta (iii) unit evaluator untuk penentuan jumlah kereta yang memasuki dan meninggalkan ruas jalur tertentu. Perhitungan dari unit evaluator kemudian digunakan untuk menentukan apakah ruas jalur tertentu sedang kosong (clear) atau digunakan (occupied). Di satu sisi, instrumen dan teknologi pendukung sistem axle counter yang saat ini digunakan di Indonesia umumnya merupakan produk yang diimpor dan (i) memiliki harga pasaran yang mahal, (ii) memerlukan biaya perawatan yang tinggi akibat ketergantungan pada staf ahli luar, serta (iii) sering mengalami kendala ketersediaan akibat stok yang terbatas atau waktu pengiriman yang lama. Di sisi lain, instrumen axle counter serta teknologi pendukungnya seharusnya dapat diproduksi secara mandiri oleh industri perkeretaapian di Indonesia melalui penerapan ilmu sistem pengukuran, instrumentasi dan kontrol yang dikombinasikan dengan penggunaan komponen lokal yang tersedia di pasaran Indonesia. Isu dan permasalahan yang sama juga seringkali ditemui terkait konstruksi, penggunaan dan pengembangan instrumen dan teknologi sistem perkeretaapian di Indonesia. Sebagai langkah awal untuk mengatasi isu tersebut, ajuan program riset penguatan inovasi ini ditujukan untuk menghasilkan instrumen axle counter digital dengan sistem antar muka dan komponen pendukung lain yang dirakit dengan menggunakan 90% komponen yang ada di pasaran Indonesia. Untuk memaksimalkan pengembangan sistem axle counter dan pada saat yang sama memberdayakan dan mensinergikan kerjasama dengan industri perkeretaapian lokal, usulan program riset penguatan inovasi ini akan dilakukan melalui kegiatan kemitraan produktif dengan PT. LEN Railway System yang berlokasi di Bandung. Kemitraan ini diharapkan mampu memicu aktivitas kolaborasi di kalangan akademisi dan pelaku industri bidang perkeretaapian untuk berinovasi dalam upaya memproduksi instrumen dan teknologi pendukung sistem pensinyalan perkeretaapian dengan menggunakan komponen dari pasar lokal di Indonesia. Kemitraan ini diharapkan menjadi rintisan upaya produksi dan distribusi instrumen axle counter melalui kemitraan PT. LEN Railway System dengan Institut Teknologi Bandung. Target jangka pendek ajuan penelitian ini adalah dikembangkannya prototype sistem axle counter digital untuk mendukung komponen interlocking pada sistem pensinyalan kereta api. Selain itu, akan dikembangkan pula instrumen pendukung dan prosedur optimasi peletakan axle counter pada ruas jalur kereta untuk tujuan efisiensi dan pengurangan pengaruh interferensi dari gangguan lingkungan luar.