Dwina Roosmini
Bahan organik alami atau biasa disebut sebagai Natural Organik Matter (NOM) merupakan prekursor utama bagi kelompok produk samping pada pengolahan air minum pada proses klorinasi (USEPA, 1999). Produk samping yang hingga saat ini paling mendapatkan perhatian serius adalah Trihalometans (THMs) yang terdiri dari: (i) kloroform, (ii) dibromoklorometan, (iii) bromodiklorometan dan (iv) bromoform (USEPA, 1999). WHO (2004) menyatakan kloroform sebagai likely to be human carcinogen (Group A), sementara dibromoklorometan, bromodiklorometan serta bromoform tergolong suspected human carcinogen (Group B). Penelitian tahun pertama dilakukan pada Sungai Cikapundung yang tercemar dengan kondisi sebagain besar Tata Guna Lahan (TGL) pada catchment area sungai tersebut berupa area antropogenik. Hasil pengukuran menunjukan labilitas NOM (COD dan BOD) selalu di atas baku mutu (PP 82/2001) kelas 1. Hasil penelitian juga menunjukan bahwa luasnya catchment area Sungai Cikapundung di bagian hulu menyebabkan NOM yang ada pada umumnya berasal dari allocthonous NOM (teresterial). Memperkuat pernyataan tersebut, diketahui berdasarkan pemeriksaan single peak fluresensi NOM yang ada di lokasi studi memiliki karakteristik seperti protein. Hasil penelitian tersebut seharusnya menjadi perhatian pihak pengelola air minum kota pada desain instlasi pengolahan air minum. Terlebih diketahui pada intake sungai tercemar, senyawa organik pada air sungai didominasi oleh organik terlarut (DNOM). Selanjutnya diketahui tidak ada hubungan yang signifikan antara labilitas NOM yang biasa diukur di Indonesia dengan bulk organik NOM, Chromophoric NOM (CNOM) dan Fluresensi NOM (FNOM). Artinya parameter yang biasa diukur sesuai PP 82/2001 untuk monitoring kualitas air baku tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan produk samping desinfeksi. Sementara terminologi lain diketahui memiliki hubungan yang signifikan dengan produk samping desinfeksi tidak dipantau. Namun demikian karakteristik NOM adalah khas (Matilainen & Sillanpää, 2010; Shon et al., 2006), sehingga dengan berpijak pada hasil penelitian tahun pertama, akan diteliti karakteristik NOM dari sumber air permukaan PDAM yang tidak tercemar. Lebih lanjut, untuk mengetahui pengaruh proses pengolahan air minum terhadap perubahan karakteristik NOM, maka perlu diteliti perubahan karakteristik NOM akibat proses pengolahan air minum serta pembentukan THMs pada air terolah. Penelitian ini akan memperkuat pemahaman akan karakteristik NOM pada air baku yang biasa digunakan oleh PDAM berupa air permukaan baik yang tercemar ataupun tidak tercemar. Perubahan karakteristik NOM pada proses pengolahan air konvensional yang biasa dilakukan di Indonesia akan diteliti. Produk samping yang terbentuk pada proses klorinasi juga akan diidentifikasi. Penelitian ini akan menghasilkan teori yang menjelaskan karakteristik NOM pada air permukaan berdasarkan satus mutu air nya. Selanjutnya parameter kunci terkait NOM yang wajib dipertimbangkan proses desain instalasi pengolahan air minum dan monitoring kualitas air baku akan diusulkan pada perturan terkait air baku dan air terolah.